Cegah Kecurangan UTBK 2025 – Tahun 2025 mendatang, Universitas Airlangga (Unair) mengeluarkan aturan yang cukup mengejutkan bagi para peserta UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Salah satu ketentuan yang wajib dipatuhi oleh seluruh peserta adalah penggunaan sandal. Ya, Anda tidak salah baca—sandal. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan potensi kecurangan yang marak dalam ujian seleksi masuk perguruan tinggi ini. Tapi, apakah ini benar-benar solusi yang tepat? Atau justru hanya akal-akalan belaka?
Kenapa Sandal?
Penggunaan sandal dalam UTBK 2025 ini bukan tanpa alasan. Pihak Unair beralasan bahwa aturan tersebut di buat untuk mencegah penggunaan alat komunikasi atau perangkat elektronik yang bisa di gunakan untuk kecurangan. Jika kita telusuri, memang banyak laporan dari ujian-ujian sebelumnya yang menyebutkan bahwa peserta kerap menyembunyikan perangkat canggih di dalam sepatu atau sepatu bot. Nah, dengan mengenakan sandal thailand slot, potensi hal tersebut bisa diminimalisasi. Alasan lain yang sering di sebutkan adalah untuk meminimalisir gangguan atau tindakan yang bisa merugikan peserta lain.
Namun, benarkah hal ini cukup efektif? Tentu saja, sandalnya saja tidak akan mempan jika sistem pengawasan dan pemeriksaan perangkat peserta masih longgar. Menurut beberapa pengamat pendidikan, pemilihan sandal sebagai alat pembatas justru terasa agak klise. Apakah dengan hanya memaksa peserta memakai sandal kecurangan akan langsung hilang? Jangan-jangan ini hanya cara Unair untuk memberikan kesan bahwa mereka “serius” dalam hal pengawasan ujian, tanpa benar-benar menggali akar permasalahan.
Peliknya Masalah Kecurangan dalam UTBK
Kecurangan dalam UTBK memang sudah menjadi isu besar yang sulit diberantas. Mulai dari penggunaan alat bantu seperti earphone mini, hingga tindakan curang lainnya yang menggunakan teknologi canggih. Misalnya, teknologi augmented reality (AR) yang bisa di sembunyikan dalam kacamata. Ada juga yang menggunakan komunikasi jarak jauh dengan orang luar untuk membantu menjawab soal. Jika kebijakan sandal ini hanya di pandang sebagai solusi jangka pendek, maka tidak akan banyak perubahan. Yang di butuhkan adalah sistem ujian yang lebih ketat, pengawasan yang lebih canggih, dan peningkatan kesadaran moral peserta didik.
Tentu saja, kebijakan ini bisa jadi langkah awal untuk meredam masalah, tetapi sebaiknya jangan berharap terlalu banyak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kecurangan, dan sebagian besar dari faktor tersebut datang dari luar ruang ujian, seperti tekanan sosial dan budaya untuk “lulus dengan cara apapun”.
Baca juga: https://ujicoba.site/
Apa yang Bisa Diperbaiki?
Meskipun penggunaan sandal mungkin terdengar menggelikan, kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa tindakan preventif di perlukan. Tetapi, jika Unair benar-benar ingin memerangi kecurangan, ada baiknya mereka juga mengevaluasi penggunaan teknologi dalam ujian. Misalnya, penyediaan alat ujian yang lebih aman, seperti penggunaan layar sentuh yang lebih sensitif, atau penerapan sistem biometrik yang memverifikasi identitas peserta dengan lebih slot gacor.
Selain itu, pendidikan karakter yang lebih mendalam juga harus menjadi prioritas. Tanpa ada perubahan dalam mentalitas peserta ujian, kebijakan apapun, termasuk kewajiban memakai sandal, tidak akan berarti banyak.